Ibu guru : “Raka! Apa maumu!? Kamu sudah tertangkap basah
berkelahi dengan anak sekolah lain! Sungguh memalukan Raka! Kamu juga
mengajak teman temanmu untuk elakukan perkelahian ini, dan ini sudah ke
tiga kalinya!”
Raka : “Bu, dengarkan sa.. ya.. bu.. Saya.......”
Ibu guru : “Sudahlah raka, Ibu sudah muak. Apa maumu
sebenarnya? Apa masalahmu?”
Raka : “Ini tidak seperti yang ibu kira, Ini...”
Rendi : “Bu tolong dengar saya, Ini salah kami. Bukan
sepenuhnya salah Raka.”
Rey : “Benar bu. (Sambil tertunduk malu rey pun
membela Rendi dan Raka)
Raka : “Sudahlah kalian, jangan membela aku! Aku
jelas disini yang salah. Maafkan aku..”
Ibu guru : “Kalian tau? Ibu sudah cape sebenarnya atas tingkah
laku kalian yang selalu
berbuat
onar. Selalu membuat masalah.”
Rendi : “Bu kita semua salah. Kami akan menerimana
kosenkuensinya. Kami akan
menerima apa hukuman yang pantas kami
dapatkan. Bu.”
Ibu guru : “Sudah,
jangan berkelahi! Apa kalian mau semua guru mendengarkan pembicaraan kita, lantas menambah hukuman kalian?”
3R : “Tidak bu.. Maafkan kami”
Ibu guru : “Kali ini, ibu maafkan. Tapi ibu
akan memberikan hukuman kepada kalian. Untuk
Raka, Mulai hari ini, dan 3 bulan kedepan kamu harus mengikuti Kegiatan
Mading.
Untuk kalian
bertiga, setiap hari selama 1 bulan kalian harus mengikuti
les tambahan.”
3R :
“Tapi bu.........”
Teng.. Teng...
‘Jam pelajaran ke empat akan segera dimulai. Harap siswa siswi
memasuki kelasnya masing masing. ‘
Bel masuk pun berbunyi, tak sempat 3R membantah perintah wali
kelasnya,
merekapun masuk ke dalam kelasnya dengan langkah gontai.
Raka : “Jrit
bro! Masa gue yg tampan gini, populer dan terkenal seantero sekolah sebagai
Cowo masternya bikin onar, Ikutan Mading yang isinya anak anak aneh kaya gitu!?
Rendi : “Sabar
aja bre, idup emang perih. Huahaha”
Raka : “Tapi
ini namanya gaadil! Najis deh bro”
Rendi : “Heh,
hukuman kita kita masih lebih parah ketimbang hukumah lo tau!”
Rey :
“Bener tuh, Cuma ikut Mading doang ka, Kita.. harus ikut les tambahan.
BAYANGINNN AJA. Najis gila!”
Raka :
“Kalian lupa, lo lo lo Cuma sebulan. Lah gue? Tiga bulan! Kurang malesin apa?
3R :
“Huah! (Raka, Rendi, Rey, dan Rifki pun
menarik nafas secara bersamaan)
Semua tidak
berkutik, tidak ada yang melanjutkan pembicaraan yang membuat mereka semua
jengkel.
Merekapun melanjutkan langkah gontai mereka.
***
Nathane : ”Oh gosh! Materi buat Mading
kali ini belum ada. Mau gimana nih guys?”
Nadya : ”Elah, mana gue tau!”
Sarah : “Gimana kalo ntar siang,
kita cari artikel yang bagus. Gimana?”
Nathane : “Gada waktu ah, ntar aja malem
gue cari artikelnya sendiri.”
Nadya : “Gue juga males. Belakangan
aja, gue dekor mading sama gue aja. Gamasalah.”
Sarah : “Eh? Lah gue? Kerja apaan?”
Nathane : “Gampang! Bikin laporan
gampangkan?”
Sarah : “Okay! Siap”
Nadya : “Eh guys, tau ga sih?
Mading bakalan ada anggota baru?”
Nathane : “Hah? Ngga tuh. Siapa emang?”
Sarah : “Mana mungkin lo tau, lo
kan dingin banget sama gosip. Ngurusinya pelajaran terus”
Nadya : “Whaahaha! Itu banget!
Sarah : “Iya deh ya. Udah ah
kasian si nathan dikecein terus. Emang siapa sih? Gue juga gatau loh.
Hehehehehe”
Nathane : “Tuhkan! Lo juga gatau. Hu, bisa
aja lo ledekin gue. Sendirinya... elah.”
Nadya : “Eh malah berantem, Mmmm...
itu tuh si Raka anak XI IPS 3.”
Sarah : “Eh? Raka yang paling
ganteng seantero sekolah dan yang suka bikin onar itu?”
Nadya : “Yoi. Kerenkan?”
Nathane : “Matalo keren! Keren darimana.
Bencana tau! Gimana kalo dia ikut Mading, Mading malah jadi ancur? Bisa malu
kita! Cape cape bikin imej anak anak Mading bagus, eh ntarnya malah jadi
ancur!”
Sarah : “Eh tapi, kenapa dia tiba
tiba masuk Mading?”
Nadya : “Katanya sih gara gara
dapet hukuman pas dia kepergok berantem sama anak sekolah sebelah.”
Nathane : “Oh. Gue takut....” (wajahnya
berubah menjadi musam dan hanya tersenyum miris)
Nadya, Sarah : “Still calm deh nat, Dia ga
seburuk itu kali. Yang penting ganteng!”
Nathane : “Tuhkan! Liatnya cakepnya doang
sih! Payaaaaaaah.”
(Nathane pun
menonjok lengan nadya dan sarah secara pelan. Mereka pun asik tertawa. Sampai
sampai tidak mendengar ada yang menyapa – eh suara mungkin tepatnya)
Raka : “Hi, Ini tempatnya anak anak
Mading kan?”
Nadya : ”Eh, I.. y.. Eh... eh.....”
(Nadya menjawab gagap)
Raka : “Hah?”
Sarah : ........... (Sarah tidak
berkata apa apa, dia malah salang tingkah)
Nathane :
“Maafin mereka gajawab. Iya, ini tempat anak anak Mading. Kenapa?
Raka : “No problem. Nggak, Boleh
gabung kan?”
Silahkan! (Nadya dan Sarah menjawab serempak. Dan mereka
senyam senyum sendiri)
Nathane :
“Oh, silahkan. Itu hakmu.” (Masih dengan
perkataan dingin)
Raka : ”Terimakasih!” (Raka
tersenyum, yang mungkin senyum itu akan membuat semua perempuan – mungkin
selain nathan meleleh)
Raka : “Jadi apa yang sekarang
harus gue lakuin?”
Nathane : “Apapun.”
Sarah : “Kalo lo masih butuh
bantuan, gue bisa bantuin lo.”
Nadya : “Gue juga. Malahan kalo lo
mau tanya tanya. Tanya gue aja ya!”
Raka : “Terimakasih. Ngomong
ngomong, siapa nama kalian?”
Sore itu, langit mulai meredup. Langit sore telah
terbentang. Menyaksikan perkenalan singkat antara Raka, Nathan, Nadya dan
Sarah. Raka pun memutuskan pulang, dan diperjalanan bertemu dengan Rey &
Rendi.
Rey : “Heh bre,
gimana nasib lo tadi kumpul bareng anak anak aneh di Mading?”
Raka : “Biasalah
bro, mereka salting gajelas ngeliat kecakepan gue gitu. Tapi....”
Rendi : “Gila lo, PD gila! Jijik gue dengernya.
Waakaka.”
Rey : “Tapi apa bre?”
Raka : “Ada cewe yang menurut gue menarik, dia
misterius. Tapi gue yakin ada sesuatu....”
Rey : “Lagalu berasa paranormal! Setara kali
ye buahahahak!”
Rendi : “Udah ah, yu ke mobil! Pegel gila ini gue
seabis ikutan les tambahan miring miring gapenting!”
Raka : “Yu!”
Raka Rendi dan Rey
berjalan ke tempat Mobil mereka yang terparkir. Mereka melewati sore itu dengan
sesuatu yang mungkin baru dirasakan. Menjadi siswa yang lebih baik – Oh itu
mungkin saja.
***
Pagi itu dimulai
seperti biasanya, Mereka belajar seperti biasa. Tidak ada yang aneh pada hari
itu. Sampai akhirnya waktu untuk pulang sekolah pun berbunyi. Teng....
Teng...... ‘Semua siswa harap meninggalkan ruang kelasnya masing masing. Karena
pelajaran ke delapan, telah selesai dilaksanakan. Terimakasih.’
Horay.. Horay...!
Semua siswa siswipun terpencar ke ruangan kelas dan...
Nathane : “Hi guys! Yu ke ruang Mading
sekarang!
Sarah : “Buru buru gitu, kenapa?
Kangen Raka? Jangan ah. Itu punya gue!”
Nadya : “Eh punya gue!”
Nathane : “Serah. Ogah banget gue kangen
sama dia. Bangetttt! Laganya So’”
Sarah : “Ah, awas aja lo kalo
sampe sampe naksir. Itu jatah gue. Wakaka”
Nadya : “ Wajahluuuu rempong. Itu
jatah gue!”
Nathane : “Yu!”
Sarah & Nadya:
“Oke!” (Mereka pun berjalan ke ruang mading dan sampai diruangan itu)
*
Sarah : “RIKOOOOO!?”
Nadya : “Rajin banget lo duluan
kesini.”
Raka : “Hehehe rajin kan? Eh
iya, gue udah bikin konsep konsep artikel buat mading nih.
**
Nathane :
“Kenapa lo ngeliatin gue kaya gitu?”
Raka :
”Lo sakit?”
Nathane : “Eh.. e.... ngga... aw! Gue ga..
g sakit ko. (Nathan menjawab terbata)
Raka : “Udah makan? Gue anter
yu!” (Sebelum nathan menolak, Raka sudah menarik tanganya)
Nathan : “Eh... gue ga kenapa2 ko.”
(Baru kali ini hati nathan berdebar)
Raka : “Gue beliin nasi dulu
ya! Lo tungguin disini. (Raka masih memegangi kening nathan dan menggenggam
tangan nathan)
Diperjalanan
Raka sempat bertemu Rey dan bertanyaa.
Rendi : “Ka, ko tadi gue perhatiin
lo perhatian banget sama dia? Padahal selama ini lo gapernah seperhatian gitu
sama cewe?”
Raka : “Gatau. Gue pernah
bilang, ada cewe menarik. Dan kayanya, gue udah sayang dan jatuh hati sama dia.
Dia misterius.”
Raka
meninggalkan Rendi, dan kembali kepada Nathan sambil membawa nasi bungkus,
sebotol air
mineral. Dan obat – ntahlah Raka lupa obat apa itu.
Dan tanpa
disadari, dibelakang sana Sarah dan Nadya memperhatikan mereka. Dan sedikit –
Iri.
***
Malam harinya
Raka mengirimkan Sms kepada Nathane.
Tentunya bukan Sms basa basi, tapi Sms kekhawatiran. Peduli. Sayang. Dan
tentunya jatuh hati.
Semenjak hari itu Raka dan nathane menjadi dekat, bahkan
sangat dekat. Tapi perlu kalian tahu, Nathane sama sekali tidak pernah
memperlihatkan bahwa dia juga sayang nathan. Dia masih bersifat misterius. Dan
tidak ingin semua orang mengetahui rahasianya.
***
Raka :
“Nat, ntar jam 8 malem gue jemput ya!”
Nathan :
“Mau kemana?”
Raka :
“Dandan aja yang cantik. Bye!”
Nathane :
“Oke. Jadi pangeran yang ganteng ya!”
Jam 7...............
Tingnong. Tingnong!
Nathan keluar dengan penampilan casual tapi cantik luar
biasa – Menurut Raka sih. Dia menyambut Raka dengan senyuman manisnya. Dan Raka
pun membawa Nathan ke sebuah Taman yang penuh bintang dan terdapat mainan
mainan yang tampak menarik. Tibalah mereka ditaman itu....
Raka :
“Gimanaa kalo kita naik biang lala itu?”
Nathane :
“Inget umur dong. Wooo”
Raka :
“Tapi aku suka! Yu naik.”
........... Mereka berdua menaiki biang lala itu sambil
melihat bintang
Raka :
“Indah kan?”
Nathane :
“Sekali.”
Raka :
“Sepertimu. Kamu tahu sesuatu yang indah itu selalu menyakitiku?”
Nathane : “Menyakiti? Hei aku tidak pernah
menyakitimu (nathan menonjok lengan Raka pelan dan mereka berdua masih menaiki
biang lala itu)
Raka :
“Kalo kamu tidak mau menyakitiku, Mau kamu jadi pacarku?”
Nathane : “Soal itu.... Maaf nathan aku
tidak bisa menjawabnya. (Nathan hanya tersenyum hambar bahkan sedikit mendekati
muram)
Raka : “Kenapa?”
Nathane : “Kau akan tahu jawabanya nanti J Asal kamu tau, Sisa
hati ini selalu buat kamu.”
Raka : “Tapi..........”
Nathane : “Sudahlah Raka, aku mohon jangan
bicarakan ini............”
Malam itupun
berlanjut, walaupun sedikit canggung.
Mereka
menjalani malam itu dengan manis. Romantis!
***
Hampir menginjak 3 bulan Nathan dan Raka dekat. Raka dengan
terang terangan memperlihatkan perhatianya dan terang terangan menyatakan suka.
Tapi nathan – Tidak pernah membahas, apapun tentang hubungan mereka. Sampai
suatu ketika, dua hari kemudian...............
Sarah : “Raka! Nathan masuk Rumah Sakit! Dia ada
di Ruang UGD Sekarang!
Raka : “Apa!? Aku
kesana sekarang!”
Sarah : “Ra....
kaaaaa....... “ (Sarah menangis dan refleks menyender ke arah Raka)
Raka : “Kena... pa
kamu? Katakan! Ada apa dengan nathan?”
Sarah : “Dia udah
per... g... gi ke surga” (sarah masih menangis sambil menutupi mukanya)
Raka : “APA!?
JANGAN PERNAH BERBOHONG! DIA ITU NATHAN?! Dia sakit apa?”
Sarah : “Akupun baru mengetahuinya dari orang
tuanya barusan raka. Sebeneranya selama ini, Nathan.... mengidap Kanker hati
stadium akhir. Sampai akhirnya........” (Sarah terisak)
Raka tidak pernah mempercayai semua ini. Ini terlalu cepat.
Ini terlalu berat. Ini seperti mimpi buruk. Raka pun membantingkan badanya ke
tembok dan menangis. Dia melihat Nathan, memutuskan masuk ke ruangan itu – Dan
menemukan secuil surat.
Hi, nathan :) <3 br="br">
Saatnya aku pergi sekarang. Aku tahu, kamu mungkin tidak
akan menerimanya. Kamu akan menyangkalnya. Tapi, itu semua percuma. Aku akan
pergi. Selamanya. Maafkan aku.
Maaf harus menunggu, Maaf. Aku sudah tahu akhirnya seperti
ini. Dan.. kamu pasti tahu akhir dari cerita ini. Raka, aku sayang kamu,
separuh hatiku Cuma buat kamu. Maaf, aku gabisa ngasih hati yang utuh, karena
hati separuhku.. kamu tau kan, abis dimakan tumor ganas ini. Hahaha.
Raka, Kalo hati
bertempat, tempat itu Cuma buat kamu. Makasih ya...
Aku
mau jadi pacar kamu. Tapi itu mustahil....
Aku sayang banget sama
Raka.
With love,
Nathane
‘Nathan... Percayalah. Jika separuh hatimu itu untukmu.
Dari
pertama sampai saat ini, Hati seutuhnya Cuma milik kamu............ 3>
Nathan. Aku
sayang kamu.’
Raka tidak sanggup menahan tangisnya.
Kamis, 01 November 2012
Last Message Love
Diposting oleh Hana Diana Maria Journals di 11/01/2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar