Selamat sore Bosse ku,
Tak apakan aku panggil dirimu dengan tambahan akhiran-ku? Biarlah ya Bosse, agar orang berpikir dan berkesan bahwa kita tuh memang pernah dekat, walau tak pernah bertemu.
Hahaha agar namaku numpang eksis karena orang mengira aku memiliki kenalan orang hebat seperti Bosse ku ini, hehehe.
Oh ya Bosse,
Untuk kau yang selalu setia tersenyum diantara tumpukan-tumpukan surat cinta yang tak pernah tersampaikan oleh pemiliknya, dan mengantarkan satu persatu suratnya dengan sabar dan dengan rasa tanpa pamrih menyampaikanya,
Terimakasih ya telah menyampaikan surat cinta teman-temanku yang hobbi menulis:)
Mungkin lain waktu, suratku yang kan terpilih tuk kau sampaikan hehe.
Bosse, sebelumnya aku minta maaf ya, karena diprogram mu #30HariMenulisSuratCinta, aku bukanlah penulis surat cinta yang konsisten sepertimu. Ini memang tahun pertamaku mengikuti serangkaian program Bosse, itupun tak sengaja karena ku lihat tulisan temanku yang jago menulis. Sebut saja dia Mayang Riyanti, kau tahu dia kan? Masa Bosse lupa sih.
Oh ya bosse, aku akan jujur.
Aku memang sempat absen beberapa hari dalam menulis surat, ya ntah itu karena kesibukanku, ntah karena kartu modemku yang habis kuotanya *menangis diantara draft draft surat*
Mungkin aku memang harus benar-benar mencontoh dirimu dan para tukang-tukang pos ya? yang selalu hebat untuk selalu menyelipkan sedikit waktu diantara ribuan kesibukkan yang kalian punya. Kalian memang.. luar biasa! Bosse dan kakak-kakak yang cantik dan tentunya pasti tampan.
Oh ya Bosse,
Hari ini langit gelap. Suara petir pun setia menemaniku sore ini, ya seperti hatiku sore ini. Bermuram durja, entah mengapa alasanya yang jelas sore ini hanya dua hal yang aku ingin kerjakan. Pertama menulis surat balasan untukmu Bosse. Spesial yang kutulis untukmu hari ini.
Kedua, uring-uringan. Hah! Berdoalah bosse, semoga kau tak kecipratan amukanku sore ini. Terus berdoalah ya Bosse.
Eh iya, aku lupa mengawali suratku ini dengan bismillah bosse maafkan, yuk baca bismillah, agar setan-setan seperti mantan-mantan brengsekku yang kini berada di dekatku ini cepat pergi. Eh ya Bosse, maafkan aku bila surar balasanku ini ngaler kemana-mana.
Bismillahirohmanirrohim.
Eh Bosse Bosse. Bosse pernah tidak merasakan ini?
Merasakan rindu pada seseorang namun bosse tak bisa memeluknya saat itu juga? Harus menunggu. Lagi lagi menunggu, atau setidaknya harus bila tidak menunggu, ya mungkin bisa langsung meloncati waktu yang ada dengan alat-alat canggih untuk melewati dimensi waktu yang lain. Tapi ya itu tidak mungkin kan Bosse? Ya aku tahu itu Bosse, dan pada akhirnya para pejuang rindu hanya dapat menangisi rasa pilu yang tersisa saat pertemuan tak berdaya akan jarak. Hm. Lebay ya ini, Bosse?
Dan belum sempat aku selesaikan urusanku dengan hubungan yang memperkarakan jarak, mengapa aku harus lagi-lagi merasakan lagi dengan perkara dengan jarak yang membuat aku ini muak ya Bosse?
Tepatnya, saat ku scrolling timeline sarang burung biru tempatku berkicau dan Bosse akhirnya memutuskan untuk mengadakan Gathering pada 1 Maret nanti di... Bandung.
Aku tak benci pada Bosse, tapi aku kesal.
Aku kesal pada kota yang bernama Bandung.
Mengapa kota kecilku selalu tersisihkan oleh Kota yang memiliki banyak cerita cinta itu. Huh!.Padahal kan kotaku: baca saja Tasikmalaya, kan tidak begitu terpaut jauh jarak dan keindahanya HEHEHE. Paling cuma 4 sampai 5 jam saja kl terkena macet.
Bandung yang memisahkan aku dengan kekasihku.
Bandung pula yang memisahkan aku dengan sahabat-sahabat kecilku,
dan gara-gara Bandung pula, aku jadi tak bisa bertemu dengan Bosse dan para Tukang Pos yang kece kece, cantik dan tampan. Hua, aku kzl! kzl. *pasang stiker kzl line biar lucu*
Tapi Bandung juga memiliki cerita indah antara aku dan dia, Bosse. Termasuk cerita antara aku, Bosse dan para Tukang Pos. Mungkin.. di dimensi waktu yang lain. Tahun besok mungkin.
Sedih rasanya tak seperti orang-orang yang menulis namanya di formulir gathering untuk mendaftarkan diri. Ya, karena aku bukanlah anak kuliah yang sebebasnya diizinkan orang tuanya sekedar bermain diluar kota *nangis sejadi-jadinya* *nangis ditumpukan surat*
Katanya sih, gadis perawan tak boleh liar. Bahaya. Nanti inilah itulah. Bla bla bla dan masih sangat sangat sangat panjang omelan orang tuaku bila ku jelaskan disini.
Seandainya aku bisa datang ke acara Gathering, mungkin banyak sekali yang akan ku lakukan. Misalnya, langsung minta bareng sama Bosse, ketawa2 sama Tukang Pos yang pastinya baik hati semua, bakal merengek rengek memelas mnta followback Bosse sm para Tukang Pos yang hebat-hebat, Update path sm kalian, share instragram, minta tips jadi penulis hebat, dan satu hal yang pertama yang akan aku lakukan mungkin mencari sosok kak @adimasnuel, yang selama ini menjadi Tukang Pos setiaku! dan berdoa semoga Kak dimas yang jutek di dunia maya, akan berubah menjadi seseorang yang lebay dan manis sepertiku. Etdah ampun kak dim, aku yakin bahwa kakak itu 99% baik hati.
Tentunya mencari sosok Bosse, Kring! Pos! Kring! Pos!
Ah sudah ya Bosse,
Terlalu panjang suratku. Maafkan aku..
Dari sebrang kotamu berada, aku selalu mendoakan kau dan semua Tukang Pos agar selalu dalam keadaan sehat. Ku titipkan salamku padamu dan semua tukang pos. Kan kusambung suratku lain kali.
Kutunggu balasanmu, kutunggu twitpic kalian nanti ketika Gathering ya Bosse ku. :)
Semoga Gatheringnya berjalan dengan lancar, dan menyenangkan. Walaupun tanpa aku, yang bukan siapa-siapa. Ah, sedih kan! HUAAAAA :(
Salam perkenalan dan senyum perangko untukmu,
Hana Diana M.